Perubahan iklim selama tiga puluh tahun terakhir membawa dampak besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Pertanian menjadi sektor yang terkena dampak paling nyata. Kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan dan kenaikan muka air laut mengancam masa panen, disamping serangan hama dan penyakit. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi resiko gagal panen dan membangun pertanian yang makin kuat dan adaptif terhadap perubahan iklim.

System or Rice Intensification, atau SRI, merupakan metode pengolahan pertanian yang berupaya untuk menghemat air, memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah serta menghasilkan produksi beras yang sehat tanpa residu kimia. Rangkaian teknik SRI mencakup pengolahan lahan, pemilihan benih, penanaman, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, pengairan hingga panen.

Kebiasaan tanam lama petani yang menggenangi lahan secara terus-menerus karena dianggap dapat menekan pertumbuhkan gulma, misalnya, berdampak pada meningkatnya emisi gas rumah kaca. Aplikasi SRI terbukti efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan adaptasi dalam perubahan iklim serta produktivitas pertanian berkelanjutan.

Kebiasaan tanam lama petani yang menggenangi lahan secara terus-menerus karena dianggap dapat menekan pertumbuhkan gulma, misalnya, berdampak pada meningkatnya emisi gas rumah kaca. Aplikasi SRI terbukti efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan adaptasi dalam perubahan iklim serta produktivitas pertanian berkelanjutan.

Penerapan pertanian ramah iklim telah diusung pemerintah daerah bekerjasama dengan sejumlah mitra pembangunan seperti di Kabupaten Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara dan di Kupang, Nusa Tenggara Timur;

Galeri Kegiatan